
SIJUNJUNG, MEDIA CERDAS,_ “Operator Sekolah” (OP), adalah salah satu dari “Tenaga Kependidikan” (Tendik) tugasnya adalah mengelola serta mengumpulkan data sekolah.
Seperti, data siswa, guru, kelas, dan mata pelajaran, kemudian tugas penting lainnya yaitu mengirimkan data secara online ke server pusat atau ke Kemendikbud
Artinya Operator Sekolah ini harus mampu mengoperasikan komputer dan aplikasi Dapodik (Daftar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan)
Nah, untuk menjadi Operator ini, biasanya berusia minimal 18 tahun, minimal pendidikannya SMA/Sederajat, dan tidak sedang terikat dengan jabatan lain di sekolah.
Jadi “Tenaga Kependidikan” itu, tidak saja. “Operator Sekolah”, tapi masih banyak yang lainnya.
Seperti : Pegawai Tata Usaha Sekolah, Penjaga Sekolah, Pegawai Perpustakaan Sekolah, dan lain-lainnya, pokoknya yang disebut dengan “tenaga kependidikan” itu adalah, selain dari guru dan kepala sekolah.
Di kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat ini, ada sekitar lebih kurang 720 orang “Tenaga Kependidikan” , yang pendidikannya rata-rata adalah tamatan SLTA
Mereka tersebar dimasing-masing sekolah-sekolah SD dan SMP di seluruh kabupaten Sijunjung ini.
Tahukah Anda,” Bahwa saat ini sebanyak lebih kurang 720 orang “tenaga kependidikan” tersebut, yang paling banyak itu adalah “pegawai tata usaha sekolah” sedang berjuang memperjuangkan nasib mereka.
Hari ini Senen (7/10/2024) ratusan “Tenaga Kependidikan” ini kembali mendatangi Kantor Dinas Pendidikan, untuk meminta lansung penjelasan dari Kepala Dinasnya.
Pasalnya pada hari Jum’at (4/10/2024) yang lalu, mereka sudah mendatangi kantor dinas ini, tetapi tidak bertemu dengan kepala dinasnya Puji Basuki, karena sedang pergi ke Padang, dan salah seorang pegawai di Dinas tersebut menjanjikan untuk bertemu dengan Kadisnya hari ini Senen (7/10).
Ratusan tenaga kependidikan ini, berkumpul diruangan Aula Kantor Dinas Pendidikan setempat, mendengarkan penjelasan dari Kadis Puji Basuki.
“Betapa kecewanya mereka !, “Setelah Kadis Puji Basuki, menjelaskan bahwa, “Untuk tahun ini, memang tidak ada formasi penerimaan Tenaga Kependidikan, kalau ingin masuk juga melamar menjadi CPNS atau Pegawai P3K, disarankan agar masuk ke dinas teknis saja”, ucapnya, didepan ratusan tenaga kependidikan ini.
Nah..!, Penjelasan dari Kadis tersebut lah yang membikin ratusan tenaga kependidikan ini kecewa, “Pasalnya, sepertinya perjuangan mereka selama ini sia-sia, mulai dari awal mereka memperjuangkan nasib mereka, yaitu saat mendengarkan formasi bahwa penerimaan CPNS dan Pegawai P3K tidak ada buat mereka dan yang dibuka hanya untuk yang sarjana komputer saja atau S.Kom, sementara mereka sudah bekerja puluhan tahun menjadi operator sekolah atau tenaga kependidikan dengan ijazah cuman tamatan SLTA dan juga ada yang sarjana tetapi bukan S.Kom.
Nah disinilah mereka mulai berjuang, memperjuangkan nasib mereka agar bisa masuk formasi penerimaan CPNS dan Pegawai P3K, mereka mencoba bersama-sama mendatangi Kantor Dinas Pendidikan waktu itu, kemudian mereka juga menemui Bupati Kepala Daerah mempertanyakan bagaimana nasib mereka, dan selanjutnya mereka juga menemui Ketua DPRD setempat, yang kemudian mengajak mereka untuk duduk bersama diruangan Komisi II ketika itu, dan terakhir mereka juga pernah bersama-sama kekantor BKPSDM.
Tetapi apa hasilnya, hari ini dari penjelasan Kadis Pendidikan Puji Basuki tersebut, maka kandas lah perjuangan mereka selama ini.
Sepertinya harapan mereka sirna, untuk menjadi CPNS dan Pegawai P3K di Kabupaten Sijunjung ini.
Sebab yang terjadi itu hanya, mereka “dipingpong” kesana-kemari, tetapi hasilnya tidak ada, yang ada cuma omong kosong doang, dan janji-janji belaka (aciak)
